Select Page

Berlari

Berlari adalah aktivitas olahraga yang sangat sederhana dan ekonomis. Tidak hanya menyehatkan jantung, berlari juga terbukti ampuh dalam membantu penurunan berat badan. Keunggulan-keunggulan ini menarik minat banyak orang untuk mulai menekuni olahraga berlari.
Di era sekarang, berlari menjadi tren olahraga yang digandrungi. Berbagai komunitas lari terus bermunculan dan acara perlombaan lari diselenggarakan hampir setiap minggu.
Namun, para pemula dalam dunia lari perlu waspada terhadap beberapa faktor agar tidak terjebak dalam dampak negatif akibat FOMO (Fear of Missing Out).
FOMO atau Ketakutan Akan Ketinggalan merupakan gejala psikologis yang semakin umum di era modern seperti saat ini. Kondisi ini mencerminkan kecemasan seseorang ketika merasa tertinggal dari momen, pengalaman, atau kegiatan yang sedang populer di lingkungan sosialnya.
Meski generasi muda lebih rentan terhadap FOMO, fenomena ini juga dapat dialami oleh mereka yang berusia lebih matang. Yang memprihatinkan, fenomena FOMO sering berdampak buruk pada kesehatan mental individu yang mengalaminya.

Dampak lari karena FOMO

Berlari saat ini tengah naik daun sebagai aktivitas olahraga favorit. Akan tetapi, tanpa program latihan yang terstruktur dan konsisten, aktivitas ini justru dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Beberapa kendala yang sering dialami saat berlari tanpa persiapan memadai antara lain stamina pernapasan yang kurang, cepat mengalami kelelahan, serta nyeri pada area kaki. Kondisi ini pada akhirnya dapat membuat seseorang memutuskan untuk menghentikan kebiasaan berlarinya.
Para pelari pemula cenderung terlalu antusias dan tanpa disadari melakukan lari dengan jarak yang jauh melampaui kapasitas tubuhnya, sehingga justru berdampak negatif bagi kesehatan.

Tips lari untuk yang mau memulai

Berdasarkan informasi dari KEMENKES RI, berikut adalah beberapa panduan penting yang dapat menjadi fondasi bagi pelari pemula untuk mengembangkan kemampuan fisik dan mencapai performa yang optimal.

  1. Prioritaskan istirahat yang cukup
    Penting untuk mendapatkan waktu tidur 7-8 jam agar tubuh pulih dan energik.
    Beristirahatlah lebih awal dan mulai aktivitas lari antara pukul 5-6 pagi ketika udara masih segar dan kondusif untuk berolahraga.
  2. Sarapan
    Untuk latihan yang nyaman dan bertenaga, tubuh memerlukan energi dari karbohidrat sederhana.
    Pilihan sarapan seperti telur rebus, energy bar, biskuit, atau kurma sangat dianjurkan. Lengkapi dengan kopi, teh, atau susu hangat untuk meningkatkan kewaspadaan.
    Jangan lupakan hidrasi yang cukup untuk mencegah kekurangan cairan.
  3. Awali dengan peregangan
    Lakukan pemanasan untuk mengendurkan sendi, otot, dan tendon melalui gerakan repetitif yang melibatkan seluruh bagian tubuh.
  4. Hormati batasan tubuh
    Bagi pemula, sangatlah krusial untuk meningkatkan durasi dan jarak secara gradual.
    Terapkan teknik walk and run agar intensitas latihan awal sesuai kapasitas tubuh, dengan pola jalan-lari-jalan-lari secara bergantian.
  5. Atur waktu dan jarak dengan tepat
    Durasi ideal bagi pemula adalah sekitar 20-30 menit per sesi. Setelah konsisten beberapa minggu, tambahkan 5-10 menit.
    Lakukan 2-4 kali setiap minggu secara teratur. Jarak optimal bervariasi sesuai kondisi fisik masing-masing.
    Umumnya, pelari pemula menetapkan target awal 3 km sebelum beralih ke jarak yang lebih menantang.

Pendinginan

Pendinginan sama pentingnya dengan pemanasan.
Awal pendinginan sebaiknya jangan langsung duduk. Jalanlah 5 sampai 10 menit dan peregangan sluruh badan.

Berikut tips memulai lari
Mulai hidup sehat SEMANGAT! SEMANGAT!! SEMANGAT!!!

sumber:
https://www.kompas.com/tren/read/2024/07/15/020000165/5-tips-memulai-berlari-bagi-pemula-agar-tak-sekadar-fomo?page=all
https://www.halodoc.com/artikel/apa-itu-fomo-ini-pengertian-gejala-dan-dampaknya